FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN BELAJAR

5:40:00 PM



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, bangsa dan negara. Keberhasilan  proses belajar mengajar merupakan faktor utama dari keberhasilan tujuan pendidikan secara umum.
Sedangkan keberhasilan menurut  Syaiful Bahri Djamarah adalah “Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai”[1].
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2]
Pengertian Mengajar Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-keterampilan kepada anak-anak.[3] Pada makalah ini kami akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan  belajar mengajar.
1.2 Rumusan Masalah.
a.       Bagaimana Indikator Keberhasilan, dan penilaian keberhasilan?
b.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar?
c.       Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengajar?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keberhasilan Belajar Mengajar.
1)      Pengertian Keberhasilan.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun, untuk menyamakan presepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “ Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.
2)      Indikator Keberhasilan.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut:
a.       Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b.      Prilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
3)      Penilaian Keberhasilan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut.
1.      Tes Formatif.
Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2.      Tes Subsumatif.
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3.      Tes sumatif.
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstrern. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
a)      Faktor-faktor Intern
Didalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a.       Faktor Jasmaniah.
Ø  Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Ø  Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

b.      Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.
Ø  Intelegensi.
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Ø  Perhatian.
Menurut Gazali perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek.
Ø  Minat.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Ø  Bakat.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Ø  Motif.
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.
Ø  Kematangan.
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

c.       Kesiapan.
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis)
Ø  Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh.
Kesiapan adalah kesediaan untuk member response atau bereaksi.



d.      Faktor Kelelahan.
 Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
b)     Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor:
a)      Faktor Keluarga.
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b)      Faktor Sekolah.
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c)         Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi Keberhasilan mengajar.
            Jika ada guru yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berhasil dalam mengajar, adalah ungkapan seseorang guru yang sudah putus asa dan jauh dari kepribadian seseorang guru. Mustahil setiap guru tidak ingin berhasil dalam belajar mengajar. Apalagi jika guru itu hadir kedalam dunia pendidikan berdasarkan tuntunan hati nurani. Panggilan jiwanya pasti merintih atas kegagalan mendidik dan membina anak didiknya.
            Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistematik. Namun terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui; disebabkan oleh berbagai faktor sebagai penghambatnya. Sebaliknya, jika keberhasilan itu menjadi kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor yang dimaksudadalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi, dan suasana evaluasi. Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut:
1.        Faktor Tujuan.
Tujuan adalah pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah laku, kemampuan/kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru dan akan secara langsung berpengaruh pada kegiatan belajar peserta didik. Guru dengan sengaja akan menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan, jika kegiatan belajar anak didik dan kegiatan pengajaran guru tidak searah maka tujuan pembelajaran akan gagal.[4]
Menurut Arikunto “Untuk mencapai hasil yang optimal, tujuan pembelajaran khusus harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga bersifat sangat khusus, hanya menunjukan satu pengetahuan atau ketrampilan saja. Berpusat kepada siswa, artinya menunjuk langsung kepada kepentingan siswa, menunjuk pada situasi tertentu dalam kondisi apa tujuan tersebut dapat tercapai serta menunjuk pada tingkat atau nukuran yang telah ditentukan”.[5]
Dari rumusan tujuan pembelajaran khusus diatas dapat dijabarkan kedalam komponentujuan pembelajaran, menurut Sunhaji ada beberapa komponen-komponen tujuan pembelajaran yaitu: “ Siswa atau perfomer, tingkah laku atau perbuatan, kondisi dan kriteria”[6]
§  Siswa atau Perfomer. Siswa atau subjek belajar yang melakukan kegiatan belajar, perumusan tujuan hendaknya menyebutkan secara jelas siapa yang akan menunjukan atau mendemonstrasikan hasil belajar, yakni yang melakukan kegiatan belajar.
§  Tingkah laku atau perbuatan. Perbuatan ini merupakan predikat dari subjek dan dinyatakan dengan kata kerja operasional, perbuatan ini diharapkan terjadi apabila pelaku/subjek telah melakukan suatu program pengajaran.
§  Kondisi. Kondisi disini adalah syarat-syarat atau keadaan, suasana yang meliputi perbuatan itu. Mungklin kita meminta anak agar perbuatan itu dapat dilakukan dalam suasana atau kondisi tertentu menurut syarat-syarat tertentu. Komponen kondisi ini memperjelas kedudukan suatu perbuatan atau memberi keterangan dan dalam keadaan bagaimana, untuk pemenuhan syarat-syarat apa, dimana dan bilamana dan seterusnya.
§  Kriteria. Kondisi merupakan penjelasan dari suatu perbuatan, tetapi penjelasan itu tidak final, artinya masih bisa dipertajam atau dipersempit, sehingga memperoleh kepastian yang meyakinkan bahwa perbuatan tersebut benar-benar dapat diukur. Kriteria merupakan keterangan dari komponen kondisi, sebagai tuntutan minimal dan merupakan standar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
Karena sebagai pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajaran. Akhirnya tujuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.




2.      Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anak didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian. Dari kepribadian itulah mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas mengajaar dikelas.
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi seseorang guru dibidang pendidikan dan pengajaran. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya di sekolah, karena dia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pengabdiannya. Sedangkan guru yang tidak berlatar belakang keguruan akan banyak menemukan masalah dikelas, karena tidak memiliki bekal teori pendidikan dan keguruan. Berbagai permasalahan yang dikemukakan diatas adalah merupakan aspek yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar dan yang dihasilkan dapat bervariasi. Variasi itu dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru dalam setiap kali pertemuan.

3.      Anak Didik.
Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah, orang tuanya yang memasukkannya untuk didik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari. Tanggung jawab guru tidak hanya terhadap seorang anak, tetapi dalam jumlah yang cukup besar. Anak dalam jumlah yang cukup besar itu tentu saja dari latar belakang kehidupan sosial keluarga yang berlainan dan mempunyai karakter yang berbeda pula. Kepribadian mereka ada yang pendiam, periang, suka bicara, kreatif, manja. Intelektual mereka juga dengan tingkat kecerdasan yang bervariasi, keadaan biologi merekapun berbeda. Karena itu, perbedaan anak pada sekolah biologis, intelektual dan psikologis ini dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap minat yang berlainan. Biasanya pelajaran yang disenangi akan dipelajari dengan senang hati. Sebaliknya, jika pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari sehingga tidak heran bila isi dari pelajaran kurang dikuasai oleh siswa, akibatnya hasil ulangan siswa tidak baik. Sederetan angka yang terdapat dibuku raport siswa adalah buktinya dari keberhasilan proses belajar mengajar.
4.      Kegiatan Pengajaran.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa, salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya, tetapi guru haarus dapat menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik. Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar yaitu:
a. Gaya mengajar guru ,Menurut Muhammad Ali, ada empat macam gaya mengajar[7] yaitu:
1)  Gaya mengajar klasik,
2)  Gaya mengajar teknologis,
3)  Gaya mengajar personalisasi
4)  Gaya mengajar interaksional
b. Pendekatan guru
1)   Pendekatan individual
Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya
2)   Pendekatan kelompok
Berusaha memahami anak didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.

c.    Strategi penggunaan metode.
Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari satu metode pengajaran misalnya penggunaan metode ceramah dengan metode tanya jawab. Jarang guru menggunakan satu metode dalam melaksanakan pengajaran, hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.

5.      Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan atau evaluasi. Biasanya bahan dikemas dalam bentuk buku paket, untuk dikonsumsi anak didik. Bila masa evaluasi tiba, semua bahan yang sudah diprogramkan dan harus sudah selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan item-item soal evaluasi.
Alat evaluasi yang digunakan biasanya dalam bentuk tes dan non tes. Non tes bisa dalam bentuk pengamatan proses pembelajaran, sedangkan tes hasil belajar menurut Asmawi Zainul “ Tes hasil belajar adalah alat ukur yang paling banyak digunakan untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar atau pendidikan” [8]. Tes yang digunakan tidak hanya dalam bentuk soal benar-salah atau true-fall dan pilihan ganda, tetapi juga menjodohkan, melengkapi dan essay. Masing-masing alat evaluasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Soal objektif seperti pilihan ganda mempunyai kelebihan dapat menampung hampir seluruh materi pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester. Kelemahannya pada penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran bersifat semu, suatu penguasaan yang masih bersifat samar, hal ini disebabkan jawaban dari setiap soal sudah disiapkan alternatifnya, jika peserta didik tidak mengetahui jawabannya maka ia akan memilih secara acak dan bisa saja jawaban yang dipilihnya benar, meski ia tidak tahu.
Alat tes dalam bentuk essay dapat mengurangi sikap spekulasi pada anak didik, sebab alat tes ini hanya bisa dijawab jika anak didik benar-benar menguasai bahan pelajaran, jika tidak, kemungkinan besar anak didik tidak akan bisa menjawab dengan benar. Kelemahan alat tes ini pada pembuatan soal yang tidak memungkinkan untuk memuat semua bahan pelajaran dalam satu smester, untuk dapat disuguhkan pada waktu ulangan. Begitu juga dalam hal penilaian, walaupun ada standar penilaian, sikap objektifitas guru sangat berpengaruh dalam penilaian.
6.      Suasana Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu diperhatikan dalam suasana evaluasi adalah:
a.         Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas.
b.         Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing.
c.         Besar sedikitnya anak didik dalam kelas.
d.        Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.
e.         Sikap pengawas yang berlebihan.

Semua hal tersebut mempengaruhi suasana evaluasi, pengelompokan anak didik dalam jumlah besar, sangat mempengaruhi kenyamanan, begitu juga pengacakan nomor tempat duduk, walaupun semua itu dimaksudkan untuk kejujuran anak dalam mengikuti evaluasi, agar tidak ada kerja sama atau nyontek bersama. Pengawas yang terlalu berlebihan dalam mengawasi siswapun demikian. Akan tetapi pengawas yang cuek, membiarkan peserta didik bekerja sama dalam mengerjakan soal evaluasi, atau membiarkan siswa menyontek akan berakibat siswa malas belajar, dengan harapan dapat melakukannya lagi pada evaluasi berikutnya.



BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
a.       Setiap kegiatan belajar mengajar, tentu menginginkan keberhasilan yang terukur, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu ada Faktor internal dan faktor eksternal ,ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengajar antara lain: faktor tujuan, pendidik, peserta didik, kegiatan pengajaran, alat dan bahan evaluasi serta suasana evaluasi. Faktor-faktor tersebut tidak bisa berdiri sendiri tetapi saling berkaitan dan saling menunjang.
b.      Guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut, jika ingin kegiatan pengajarannya berhasil. Karena keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar tidak mungkin datang dengan sendirinya, tetapi butuh perencanaan pengajaran yang matang, pelaksanaan yang bervariatif dari sisi metode, media, maupun suasana yang menunjang dalam evaluasi yang merupakan alat ukur keberhasilan pembelajaran.

3.2    Saran
Seperti ungkapan sebuah pribahasa yang menyatakan bahwa tak ada gading yang tak retak, begitulah pula dengan penulisan makalah ini, kami telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk menciptakan sebuah makalah yang sempurna, namun ke sempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan milik kami. Oleh karena itu kami tim penulis mengharapkan kritik dari pembaca agar kami bisa belajar lebih baik lagi. Terimakasih. Wasalam..










DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Lukman. 2008.  Perencanaan Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima.
Susilana, Rudi Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima.
Uzer, MohUsman dan Setiawati, Lilis.1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Syah, Muhubbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Rusmaini. 2011. Ilmu Pendidikan. Palembang : Grafika Telindo Press.




[1] Syaiful Bahri Dajamarah, Strategi Belajar mengajar, Rineka Cipta, Jakarta 2010.Hal.105a
[2] Slameto,belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta
[3] mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html
[4] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta,2013. Hal. 109
[5] Sunhaji, Strategi Pembelajaran, Grafindo Leteria Media, Yogyakarta, 2009.Hal.51
[6] Sunhaji,Ibid, Hal.52
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Opcit, hal.115
[8] Zainul Asmawi, Tes dan Asesmen, Universitas terbuka, Jakarta 2007. Hal. 1.12
PERHATIAN :

( MOHON CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA ADA YANG MAU COPAST )


Anda berpikir artikel kami bermanfaat ?

  • Dukung dengan mengklik tombol suka (FB Like) di bawah ini.
  • Bagikan artikel ini dengan mengklik tombol share dibawah ini.
  • Tinggalkan komentar anda, agar kami bersemangat membagikan info baru.

Mungkin Anda Suka Juga

0 comments

Terimakasih sudah berkunjung di Blog Matematika Online.

Galeri Foto