FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN BELAJAR
5:40:00 PM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran
pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan
dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia
terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat, bangsa dan negara. Keberhasilan proses belajar mengajar
merupakan faktor utama dari keberhasilan tujuan pendidikan secara umum.
Sedangkan
keberhasilan menurut Syaiful Bahri Djamarah adalah “Suatu proses
belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila
tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai”[1].
Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2]
Pengertian
Mengajar Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan
bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk
yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa. Ngalim Purwanto dalam
bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang
dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih
kecakapan-kecakapan atau keterampilan-keterampilan kepada anak-anak.[3] Pada makalah ini kami akan
membahas faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
1.2 Rumusan Masalah.
a.
Bagaimana Indikator Keberhasilan, dan penilaian
keberhasilan?
b.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar?
c.
Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan mengajar?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Keberhasilan Belajar
Mengajar.
1) Pengertian Keberhasilan.
Untuk menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki
pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun, untuk menyamakan
presepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah
disempurnakan, antara lain bahwa “ Suatu proses belajar mengajar tentang suatu
bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus
(TIK)-nya dapat tercapai.
2) Indikator Keberhasilan.
Yang menjadi petunjuk
bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai
berikut:
a. Daya serap terhadap
bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individual maupun kelompok.
b. Prilaku yang digariskan
dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa,
baik secara individual maupun kelompok.
3) Penilaian Keberhasilan.
Untuk mengukur dan
mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes
prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar
dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut.
1. Tes Formatif.
Penilaian
ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap
pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses
balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2. Tes Subsumatif.
Tes ini
meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu
tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes ini digunakan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai
rapor.
3. Tes sumatif.
Tes ini
dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok
bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes
ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak
didik dalam suatu periode belajar tertentu.
2.2 Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,
yaitu faktor intern dan faktor ekstrern. Faktor Intern adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang ada diluar individu.
a)
Faktor-faktor
Intern
Didalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas
menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan.
a. Faktor
Jasmaniah.
Ø Faktor
Kesehatan
Sehat
berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari
penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seorang
berpengaruh terhadap belajarnya.
Ø Cacat
Tubuh
Cacat
tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh/badan.
b. Faktor
psikologis
Sekurang-kurangnya
ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar.
Ø Intelegensi.
Intelegensi
adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi
dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui atau menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat.
Ø Perhatian.
Menurut Gazali perhatian adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek.
Ø Minat.
Minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Ø Bakat.
Bakat
adalah kemampuan untuk belajar.
Ø Motif.
Motif erat sekali hubungannya dengan
tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau
tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorongnya.
Ø Kematangan.
Kematangan adalah suatu tingkat/fase
dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru.
c. Kesiapan.
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk
dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani (bersifat psikis)
Ø Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk
membaringkan tubuh.
Kesiapan
adalah kesediaan untuk member response atau bereaksi.
d. Faktor
Kelelahan.
Kelelahan
jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam
tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu
hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing
sehingga sulit berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
b)
Faktor
Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar,
dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor:
a) Faktor
Keluarga.
Siswa yang
belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
b) Faktor
Sekolah.
Faktor sekolah
yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c)
Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor
ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat seperti kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.3 Faktor- faktor yang
mempengaruhi Keberhasilan mengajar.
Jika ada guru yang mengatakan bahwa
dia tidak ingin berhasil dalam mengajar, adalah ungkapan seseorang guru yang
sudah putus asa dan jauh dari kepribadian seseorang guru. Mustahil setiap guru
tidak ingin berhasil dalam belajar mengajar. Apalagi jika guru itu hadir
kedalam dunia pendidikan berdasarkan tuntunan hati nurani. Panggilan jiwanya
pasti merintih atas kegagalan mendidik dan membina anak didiknya.
Betapa tingginya nilai suatu
keberhasilan sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran
mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistematik. Namun
terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui;
disebabkan oleh berbagai faktor sebagai penghambatnya. Sebaliknya, jika keberhasilan
itu menjadi kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya.
Berbagai faktor yang dimaksudadalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan
pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi, dan suasana evaluasi. Berbagai
faktor tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut:
1. Faktor Tujuan.
Tujuan adalah pedoman
sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah
laku, kemampuan/kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki siswa
setelah proses pembelajaran. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan
pengajaran yang dilakukan oleh guru dan akan secara langsung berpengaruh pada
kegiatan belajar peserta didik. Guru dengan sengaja akan menciptakan lingkungan
belajar guna mencapai tujuan, jika kegiatan belajar anak didik dan kegiatan
pengajaran guru tidak searah maka tujuan pembelajaran akan gagal.[4]
Menurut Arikunto “Untuk
mencapai hasil yang optimal, tujuan pembelajaran khusus harus dirumuskan
sedemikian rupa sehingga bersifat sangat khusus, hanya menunjukan satu
pengetahuan atau ketrampilan saja. Berpusat kepada siswa, artinya menunjuk
langsung kepada kepentingan siswa, menunjuk pada situasi tertentu dalam kondisi
apa tujuan tersebut dapat tercapai serta menunjuk pada tingkat atau nukuran
yang telah ditentukan”.[5]
Dari rumusan tujuan
pembelajaran khusus diatas dapat dijabarkan kedalam komponentujuan
pembelajaran, menurut Sunhaji ada beberapa komponen-komponen tujuan
pembelajaran yaitu: “ Siswa atau perfomer, tingkah laku atau perbuatan, kondisi
dan kriteria”[6]
§ Siswa atau Perfomer. Siswa
atau subjek belajar yang melakukan kegiatan belajar, perumusan tujuan hendaknya
menyebutkan secara jelas siapa yang akan menunjukan atau mendemonstrasikan
hasil belajar, yakni yang melakukan kegiatan belajar.
§ Tingkah laku atau
perbuatan. Perbuatan ini merupakan predikat dari subjek dan dinyatakan dengan
kata kerja operasional, perbuatan ini diharapkan terjadi apabila pelaku/subjek
telah melakukan suatu program pengajaran.
§ Kondisi. Kondisi disini
adalah syarat-syarat atau keadaan, suasana yang meliputi perbuatan itu.
Mungklin kita meminta anak agar perbuatan itu dapat dilakukan dalam suasana
atau kondisi tertentu menurut syarat-syarat tertentu. Komponen kondisi ini
memperjelas kedudukan suatu perbuatan atau memberi keterangan dan dalam keadaan
bagaimana, untuk pemenuhan syarat-syarat apa, dimana dan bilamana dan
seterusnya.
§ Kriteria. Kondisi
merupakan penjelasan dari suatu perbuatan, tetapi penjelasan itu tidak final,
artinya masih bisa dipertajam atau dipersempit, sehingga memperoleh kepastian
yang meyakinkan bahwa perbuatan tersebut benar-benar dapat diukur. Kriteria
merupakan keterangan dari komponen kondisi, sebagai tuntutan minimal dan
merupakan standar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
Karena sebagai pedoman
sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali belajar mengajar, maka
guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajaran. Akhirnya tujuan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar
mengajar.
2. Guru
Guru adalah tenaga
pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di
sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan
keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang
cerdas.
Setiap guru mempunyai
kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang kehidupan sebelum mereka
menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak bisa
dikesampingkan dari kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan
anak didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian. Dari
kepribadian itulah mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika
melaksanakan tugas mengajaar dikelas.
Latar belakang
pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi
kompetensi seseorang guru dibidang pendidikan dan pengajaran. Guru pemula
dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya di sekolah, karena dia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai
pengabdiannya. Sedangkan guru yang tidak berlatar belakang keguruan akan banyak
menemukan masalah dikelas, karena tidak memiliki bekal teori pendidikan dan
keguruan. Berbagai permasalahan yang dikemukakan diatas adalah merupakan aspek
yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar dan yang dihasilkan dapat
bervariasi. Variasi itu dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa menguasai
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru dalam setiap kali pertemuan.
3.
Anak
Didik.
Anak
didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah, orang tuanya yang
memasukkannya untuk didik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di
kemudian hari. Tanggung jawab guru tidak hanya terhadap seorang anak,
tetapi dalam jumlah yang cukup besar. Anak dalam jumlah yang cukup besar itu
tentu saja dari latar belakang kehidupan sosial keluarga yang berlainan dan
mempunyai karakter yang berbeda pula. Kepribadian mereka ada yang pendiam,
periang, suka bicara, kreatif, manja. Intelektual mereka juga dengan tingkat
kecerdasan yang bervariasi, keadaan biologi merekapun berbeda. Karena itu,
perbedaan anak pada sekolah biologis, intelektual dan psikologis ini dapat
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Anak yang menyenangi pelajaran tertentu
dan kurang menyenangi pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula
dari sikap minat yang berlainan. Biasanya pelajaran yang disenangi akan
dipelajari dengan senang hati. Sebaliknya, jika pelajaran yang kurang disenangi
jarang dipelajari sehingga tidak heran bila isi dari pelajaran kurang dikuasai
oleh siswa, akibatnya hasil ulangan siswa tidak baik. Sederetan angka yang
terdapat dibuku raport siswa adalah buktinya dari keberhasilan proses belajar
mengajar.
4.
Kegiatan
Pengajaran.
Keberhasilan
pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa, salah
satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif
tidak dapat muncul dengan sendirinya, tetapi guru haarus dapat menciptakan pembelajaran
yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan
anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang
mengajar, anak didik yang belajar. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar
anak didik.
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk
keberhasilan belajar mengajar yaitu:
1) Gaya
mengajar klasik,
2) Gaya
mengajar teknologis,
3) Gaya
mengajar personalisasi
4) Gaya
mengajar interaksional
b. Pendekatan guru
1) Pendekatan
individual
Guru berusaha memahami
anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya
2) Pendekatan
kelompok
Berusaha memahami anak
didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan
hasil belajar mengajar yang lebih baik.
c. Strategi penggunaan metode.
Penggunaan strategi
belajar dapat digunakan lebih dari satu metode pengajaran misalnya
penggunaan metode ceramah dengan metode tanya jawab. Jarang guru
menggunakan satu metode dalam melaksanakan pengajaran, hal ini
disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih
dari dua rumusan.
5.
Bahan
dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah
suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak
didik guna kepentingan ulangan atau evaluasi. Biasanya bahan dikemas dalam
bentuk buku paket, untuk dikonsumsi anak didik. Bila masa evaluasi tiba, semua
bahan yang sudah diprogramkan dan harus sudah selesai dalam jangka waktu
tertentu dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan item-item soal evaluasi.
Alat evaluasi yang
digunakan biasanya dalam bentuk tes dan non tes. Non tes bisa dalam bentuk
pengamatan proses pembelajaran, sedangkan tes hasil belajar menurut Asmawi
Zainul “ Tes hasil belajar adalah alat ukur yang paling banyak digunakan untuk
mengetahui keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar atau
pendidikan” [8].
Tes yang digunakan tidak hanya dalam bentuk soal benar-salah atau true-fall dan
pilihan ganda, tetapi juga menjodohkan, melengkapi dan essay. Masing-masing
alat evaluasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Soal objektif seperti pilihan
ganda mempunyai kelebihan dapat menampung hampir seluruh materi pelajaran yang
sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester. Kelemahannya pada
penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran bersifat semu, suatu penguasaan
yang masih bersifat samar, hal ini disebabkan jawaban dari setiap soal sudah
disiapkan alternatifnya, jika peserta didik tidak mengetahui jawabannya maka ia
akan memilih secara acak dan bisa saja jawaban yang dipilihnya benar, meski ia
tidak tahu.
Alat
tes dalam bentuk essay dapat mengurangi sikap spekulasi pada anak didik, sebab
alat tes ini hanya bisa dijawab jika anak didik benar-benar menguasai bahan
pelajaran, jika tidak, kemungkinan besar anak didik tidak akan bisa menjawab
dengan benar. Kelemahan alat tes ini pada pembuatan soal yang tidak
memungkinkan untuk memuat semua bahan pelajaran dalam satu smester, untuk dapat
disuguhkan pada waktu ulangan. Begitu juga dalam hal penilaian, walaupun ada
standar penilaian, sikap objektifitas guru sangat berpengaruh dalam penilaian.
6.
Suasana
Evaluasi
Faktor suasana evaluasi
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang
perlu diperhatikan dalam suasana evaluasi adalah:
a. Pelaksanaan
evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas.
b. Semua
murid dibagi menurut tingkatan masing-masing.
c. Besar
sedikitnya
anak didik dalam kelas.
d. Berlaku
jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.
e. Sikap
pengawas yang berlebihan.
Semua hal tersebut mempengaruhi
suasana evaluasi, pengelompokan anak didik dalam jumlah besar, sangat
mempengaruhi kenyamanan, begitu juga pengacakan nomor tempat duduk, walaupun
semua itu dimaksudkan untuk kejujuran anak dalam mengikuti evaluasi, agar tidak
ada kerja sama atau nyontek bersama. Pengawas yang terlalu berlebihan dalam
mengawasi siswapun demikian. Akan tetapi pengawas yang cuek, membiarkan peserta
didik bekerja sama dalam mengerjakan soal evaluasi, atau membiarkan siswa
menyontek akan berakibat siswa malas belajar, dengan harapan dapat melakukannya
lagi pada evaluasi berikutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a. Setiap kegiatan belajar mengajar,
tentu menginginkan keberhasilan yang terukur, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu ada Faktor internal dan faktor
eksternal ,ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengajar
antara lain: faktor tujuan, pendidik, peserta didik, kegiatan pengajaran, alat
dan bahan evaluasi serta suasana evaluasi. Faktor-faktor tersebut tidak bisa
berdiri sendiri tetapi saling berkaitan dan saling menunjang.
b. Guru harus memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut, jika ingin kegiatan
pengajarannya berhasil. Karena keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar
tidak mungkin datang dengan sendirinya, tetapi butuh perencanaan pengajaran
yang matang, pelaksanaan yang bervariatif dari sisi metode, media, maupun
suasana yang menunjang dalam evaluasi yang merupakan alat ukur keberhasilan
pembelajaran.
3.2
Saran
Seperti ungkapan sebuah pribahasa yang menyatakan
bahwa tak ada gading yang tak retak, begitulah pula dengan penulisan makalah
ini, kami telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk menciptakan sebuah
makalah yang sempurna, namun ke sempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan
milik kami. Oleh karena itu kami tim penulis mengharapkan kritik dari pembaca
agar kami bisa belajar lebih baik lagi. Terimakasih. Wasalam..
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Lukman. 2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima.
Susilana, Rudi Cepi Riyana. 2007. Media
Pembelajaran, Bandung: CV Wacana
Prima.
Uzer, MohUsman dan Setiawati, Lilis.1993. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Syah, Muhubbin. 2012. Psikologi
Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Rusmaini. 2011. Ilmu Pendidikan.
Palembang : Grafika Telindo Press.
[4] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Rineka Cipta, Jakarta,2013. Hal. 109
PERHATIAN :
( MOHON CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA ADA YANG MAU COPAST )
( MOHON CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA ADA YANG MAU COPAST )
Anda berpikir artikel kami bermanfaat ?
- Dukung dengan mengklik tombol suka (FB Like) di bawah ini.
- Bagikan artikel ini dengan mengklik tombol share dibawah ini.
- Tinggalkan komentar anda, agar kami bersemangat membagikan info baru.
0 comments
Terimakasih sudah berkunjung di Blog Matematika Online.